PENGETAHUAN SISWA TERHADAP DEMOKRASI DI SMA NEGERI 6 BANJARMASIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah dibangun
sebagai wahana pendidikan
formal dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai
kehidupan secara pribadi dalam menciptakan iklim budaya sekolah yang penuh
makna. Menurut Wijaya dan Rusyan (1992:2)
sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggung jawab
untuk terus mendidik siswanya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar
dengan merealisasikan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Berdasarkan
uraian tersebut dapat diartikan bahwa sekolah merupakan sarana untuk
mensosialisasikan nilai-nilai dan kompetensi-kompetensi (pengetahuan, sikap dan
keterampilan) yang diperlukan peserta didik untuk hidup di masyarakat. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut, di sekolah guru harus berperan sebagai fasilitator
kegiatan pembelajaran agar peserta didik mampu mengimplementasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta nilai-nilai dan keterampillan melalui kegiatan
pembelajaran dan mata pelajaran yang telah ditentukan pada setiap bidang studi.
Bagi guru bidang studi pendidikan kewarganegaraan membentuk perilaku serta
membina sikap dan moral peserta didik merupakan tugas utama di sekolah.
Pendidikan dalam arti secara umum mencakup segala usaha
dan perbuatan dari generasi yang terdahulu untuk memberikan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generai penerusnya untuk
memungkinkan melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan
sebaik-baiknya (Prasetya, 2002: 15). Menurut John Dewey,
pendidikan merupakan metode ilmiah untuk mempelajari dunia, memperoleh
pengetahuan tentang makna dan nilai secara menyeluruh. Dalam proses pendidikan
harus ada kesinambungan dan interaksi antara siswa atau anak didik dengan yang
dipelajari, sehingga tidak terjadi reduksi dan pertentangan dengan kenyataan.
Proses pendidikan bukan suatu instrumen kosong, teralienasi dan a-kontekstual
tetapi justru harus merupakan instrumen yang strategis yang betul-betul hidup
dalam situasi sosial aktual.
Demokrasi,
dalam pendidikan, memiliki makna yang lebih luas daripada pengertian demokrasi yang
berhubungan dengan pemerintahan (Dewey: 2004: 83). Demokrasi merupakan sebuah
bentuk kehidupan sosial yang mengutamakan aspek saling pengaruh satu sama lain
yang tersistematisasi dalam peranan dan partisipasi suka rela dari setiap
individu yang terlibat. Peranan demokrasi di dalam pendidikan merupakan hal
yang umum dijumpai terutama dalam cara mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman
di dalam kehidupan tanpa memandang ras, kelas, dan batasan wilayah
nasional/kebangsaan. Di dalam pendidikan, faktor-faktor tersebut harus
dihilangkan.
Pendidkan
yang demokratis selalu mengacu pada permasalahan moral, terutama moral
masyarakat di lingkungan sekolah. Dewey (Haricahyono, 1995: 60) menekankan
bahwa permasalahan moral harus tercakup dalam semua aspek pendidikan yang
demokratis dan progresif. Di dalam kurikulum, permasalahan nilai-nilai
kehidupan demokrasi diseleksi dengan bijaksana dan mengarahkan seluruh pihak
untuk aktif dalam mengisi kehidupan sosial kemasyarakatan, khususnya dalam
lingkungan sekolah. Kurikulum dianggap sebagai satu sarana yang memungkinkan
peserta didik merekonstruksi atau memahami konteks kemanusiaan dan
kemasyarakatan dari suatu tindakan.
Berdasarkan keterangan di atas, maka penulis ingin
mengkaji lebih dalam bagaimana pengetahuan siswa tentang Demokrasi dalam sebuah
penelitian sederhana yang berjudul “Pengetahuan Siswa Terhadap Demokrasi di SMA
Negeri 6 Banjarmasin”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
pengetahuan siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin terhadap Demokrasi?
2. Bagaimana
pengetahuan siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin tentang Nilai-nilai Demokrasi?
3. Bagaimana sikap dan
perilaku Demokrasi siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin?
C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan
bagaimana pengetahuan siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin terhadap Demokrasi.
2. Mendeskripsikan
bagaimana pengetahuan siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin tentang Nilai-nilai
Demokrasi.
3. Mendeskripsikan
bagaimana sikap dan perilaku Demokrasi siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi merupakan faham dan sistem
politik yang didasarkan pada doktrin “power of the people”, yakni
kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Bahwa rakyat adalah
pemegang kedaulatan tertinggi dalam sistem pemerintahan. Demokrasi
baik sebagai doktrin atau faham maupun sebagai sistem politik dipandang sebagai
alternatif yang lebih baik daripada sistem politik lainnya yang terdapat
dihampir setiap bangsa dan Negara. Demikian kuatnya faham demokrasi, sampai-sampai konsepnya telah menjadi
keyakinan politik (political belief) kebanyakan bangsa, yang pada
gilirannya kemudian berkembang menjadi isme, bahkan berkembang menjadi
mitos yang dipandang dapat membawa berkah bagi kehidupan bangsa-bangsa beradab.
Sedangkan pengertian demokrasi dapat
dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara
etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein”
atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa
demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan Negara
di mana dalam sistem pemerintahannya
kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan
bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Dalam hal ini,
demokrasi juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk atau pola pemerintahan yang
mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang
diambil oleh mereka yang telah diberi wewenang. Demokrasi didasarkan pada prinsip kedaulatan rakyat yang
mengandung pengertian bahwa semua manusia mempunyai kebebasan dan kewajiban
yang sama.
Sementara itu,
pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai
berikut, menurut Joseph A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan
institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara
rakyat; Affan Gaffar memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara
normatif (demokrasi normatif) dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi normatif adalah demokrasi
yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah Negara. Sedangkan demokrasi
empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik praktis.
Dengan demikian
makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung
pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam maslah-masalah
mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan Negara, karena
kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian Negara yang menganut
sistem demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan
kemauan rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian
Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena
kedaulatan berada ditangan rakyat.
B.
Nilai-nilai
Demokrasi
Di dunia barat, demokrasi berkembang di dalam suatu sistem masyarakat yang
liberal (bebas, merdeka). Oleh karena itu, lahirlah suatu bentuk demokrasi yang
dinamakan demokrasi liberal, yang menjunjung hak-hak asasi manusia
setinggi-tingginya, bahkan kadang-kadang di atas kepentingan umum. Sebagai
akibat demokrasi liberal ini, lahirlah sistem-sistem pemerintahan yang liberal.
Di dalam sistem pemerintahan ini, peranan dan campur tangan pemerintah tidak
terlalu banyak di dalam kehidupan masyarakat. karena sistem ini sesuai dengan
aspirasi rakyat di dunia Barat, sistem pemerintahan yang liberal ini mendapat
dukungan penuh dari rakyat.
Atas dasar itu, berikut akan kita bahas bahwa demokrasi didasari oleh
beberapa nilai (value). Henry B. Mayo telah mencoba untuk memerinci
nilai-nilai ini, dengan catatan tentu saja tidak berarti bahwa setiap
masyarakat demokratis semua nilai-nilai ini, melainkan tergantung kepada
perkembangan sejarah, aspirasi dan budaya politik masing-masing. Berikut adalah
nilai-nilai yang diuatarakan Henry B Mayo :
a.
Menyelesaikana perselisihan dengan damai dan secara melembaga
b.
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dan dalam
suatu masyarakat yang sedang berubah.
a.
Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
b.
Membatasi pemakaian kekekarasan sampai minimum
c.
Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman
d.
Menjamin tegaknya keadilan
Dengan demikian, bahwa untuk melaksanakan
nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga sebagai berikut :
a.
Pemerintahan yang bertanggung jawab
b.
Suatu dewan perwakilan rakyat yanag mewakili
golongan-golongan dan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat yang dipilih
melalui pemilihan umum secara bebas dan rahasia. Dewan ini harus mempunyai
fungsi pengawasan terhadap pemerintah tentu saja pengawasan yang konstruktif
(kritik membangun) dan sesuai normatif (aturan yanag berlaku)
c.
Suatu organisasi politik yang mencakup satu
atau lebih partai politik. Parpol ini menjalin hubungan yang rutin dan
berkesinambungan antara rakyat dengan pemerintah.
d.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyatak
pendapat.
e.
Sistem Peradilan yang bebas untuk menjamin
hak-hak azasi dan mempertahankan keadilan.
C. Sikap dan Perilaku Demokrasi
Perilaku
demokratis adalah perilaku seseorang yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.
Sikap atau perilaku yang demokratis dapat mendukung pelaksanaan prinsi-prinsip
demokrasi. Pada umumnya perilaku demokrasi akan muncul dengan bentuk sebagai
berikut :
1)
Menerima
perilaku yang demokratis dari orang lain.
Contoh perlakuan demokratis dari orang
lain antara lain:
a)
menerima
kritikan dengan lapang dada,
b)
menghargai
pendapat dari orang lain,
c)
menyampaikan
pendapat secara arif dan bijaksana,
d)
menghargai makna
dialog dengan tidak mendominasi suatu pembicaraan,
e)
menerima dan
melaksanakan hasil keputusan dengan penuh tanggung jawab.
2)
Berperilaku
demokratis kepada orang lain.
Contoh sikap berperilaku demokratis
pada orang lain diantaranya :
a)
tidak suka
memaksakan kehendak,
b)
tidak suka
memotong pembicaraan orang lain,
c)
tidak bersikap
egois,
d)
akomodatif
terhadap kepentingan umum,
e)
lebih
mengutamakan kemampuan nalar dan akal sehat dalam berpendapat,
f)
santun dan
tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan,
g)
peduli terhadap
kemajuan bangsa dan negara.
Secara khusus sikap demokrasi diartikan sebagai kesiapan
atau kecenderungan untuk bertingkah laku dengan menggunakan kepentingan
bersama, menghargai dialog yang kreatif dan mengutamakan musyawarah dalam
pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai demokrasi pancasila.
Perilaku demokratis dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku ini dapat dimulai dari lingkungan yang
paling kecil, yaitu keluarga. Keluarga menjadi tempat awal seorang anak
menerima pendidikan demokrasi. Kebiasan dalam keluarga ini dapat menjadi bekal
ketika anak melakukan pergaulan di luar lingkungan keluarga, seperti di
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
3)
Perilaku demokratis dilingkungan keluarga
Pengenalan
sikap demokratis dapat dimulai dari rumah. Setiap keluarga dapat menerapkan
sikap demokratis bagi seluruh anggotanya. Beberapa contoh penerapan sikap
demokratis dalam keluarga antara lain:
a)
saling
menghargai pendapat,
b)
saling
menghormati dan menyayangi satu sama lain,
c)
mendiskusikan
permasalahan,
d)
dapat berbagi
peran dalam keluarga.
4)
Perilaku demokratis dilingkungan sekolah
Sekolah
juga menjadi tempat anak mengenal, mengetahui, dan melaksanakan perilaku
demokratis. Teori mengenai demokrasi diajarkan di sekolah. Anak juga dapat
menerapkan teori yang telah dipelajari di sekolah. Contoh perilaku budaya
demokratis yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah adalah:
a)
memilih ketua
kelas,
b)
membuat struktur
organisasi kelas,
c)
memilih ketua
OSIS,
d)
membuat struktur
organisasi kelas,
e)
berdiskusi,
f)
bermain bersama
teman,
g)
menyusun program
kerja OSIS.
5)
Perilaku demokratis dilingkungan masyarakat
Penerapan
perilaku demokratis makin dibutuhkan dalam pergaulan di masyarakat. Lingkungan
masyarakat merupakan tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Contoh
perilaku budaya demokratis dalam lingkungan masyarakat adalah:
a)
memilih ketua
RT, ketua RW, hingga kepala desa,
b)
melakukan
musyawarah desa,
c)
menghargai
perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan,
d)
mengedepankan
musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan permasalahan.
6)
Perilaku demokratis dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Penerapan
demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dalam
kegiatan:
a)
Pemilihan Umun
dan Pemilihan Kepala Daerah,
b)
Pembagian
kekuasaan negara menjadi kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif,
c)
Kebebasan pers
yang bertanggung jawab dan independent,
d)
Kesetaraan dalam hukum dan pemerintahan,
e)
Kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Adapun Sikap dalam pelaksanaan demokrasi dilingkungan
kenegaraan atau kebangsaanyakni:
Sikap positif setiap warga negara
dalam pembangunan demokrasi tercermin dalam sikap sikap berikut ini.
a)
Memperjuangkan
aspirasi dan kepentingan masyarakat melalui wadah penyalur aspirasi masayarakat
sesuai peraturan perundang undangan.
b)
Ikut meningkatkan program pendidikan politik
yang berdasarkan pancasila dan UUD
1945 bagi
semua lapisan masyarakat agar masyarakat sadar akan hak dan kewajibanya sebagai
warga negara serta meningkatkan motivasi dan peran sertanya dalam pembangunan
nasional.
c) Turut mengembangkan budaya politik
yang menjunjung tinggi semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan yang
bertanggung jawab dengan didukung oleh moral dan etika politik yang bersumber
oada nilai nilai pancasila.
d)
Meningkatkan dan
mengembangkan kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum dalam rangka
terpeliharanya kemantapan stabilitas politik yang sehat dan dinamis, kemantapan
mekanisme demorkasi pancasila, serta kemantapan mekanisme suksesi kepemimpinan
nasional berdasarkan UUD 1945
e)
Meninggkatkan
kesadaran dan peran serta politik masyarakat. Termasuk upaya pemantapan
keyakinan rakyat terhadap Pancasila sebagai asas dalam kehidupan bermasayrakat,
berbangsa dan bernegara.
f) Turut mendukung usaha penataan
kehidupan politik yang diarahkan pada penumbuhan dan pengembangan tatanan
politik berdasarkan pancasila UUD 1945.
1) Sikap pelaksanaan demokrasi dilingkungan masyarakat
Segala keputusan yang menyangkut kepentingan bersama
harus dimusyawarahkan agar dapat diterima oleh seluruh anggota masyarakat. Contoh
musyawarah dalam lingkungan masyarakat tercermin dalam pembahasan dan
perencanaan program pengembangan masyarakat dan lingkungan. Musyawarah untuk
mufakat juga terlihat dalam proses pemilihan ketua RT dan RW atau kepala desa.
Demokrasi di lingkungan masyarakat bercirikan semangat kekeluargaan dan gotong
royong. Sikap positif pelaksanaan demokrasi di lingkungan masayarakat adalah
sebagai berikut.
a)
Mendukung
otonomi daerah yang nyata untuk makin memperkuat persatuan dan kesatuan.
b)
Mendorong
prakarsa, kreativitas, dan peran serta masyarakat, termasuk peran lembaga
masyarakat, terutama pedesaan.
c)
Mempercepat
upaya pemetaan pembangunan daerah.
2)
Sikap pelaksanaan demokrasi dilingkungan keluarga
Sikap
pelaksanaan demokrasi dilingkungan keluarga sebagai berikut :
a)
Saling menghormati sesama keluarga
b)
Selalu memecahkan permasalahan secara bersama-sama
c)
Mematuhi aturan yang ada didalam keluarga
d)
Saling menghormati hak dan kewajiban sesama anggota
keluarga
3)
Sikap pelaksanaan demokrasi dilingkungan sekolah
Pelaksanaan
demokrasi yang ada dilingkungan sekolah sebagai berikut :
a)
Tertib mematuhi
aturan sekolah,
b)
Saling
menghormati sesama siswa dan guru,
c)
Melaksanakan
kegiatan OSIS,
d)
Tidak membeda
bedakan teman main dan teman belajar,
e)
Mengutamakan
musyawarah untuk mencapai mufakat,
f)
Mengadakan rapat
ketua OSIS dengan jujur dan adil,
g)
Mengakui
persamaan hak dan kewajiban sesama teman di sekolah,
h)
Menghormati dan
menghargai perbedaan antara suku, ras, dan antar golongan.
4)
Membiasakan diri melaksanakan budaya diberbagai
lingkungan
Demokrasi Pancasila mempunyai ciri khusus, yaitu adanya
musyawarah yang dijiwai rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan dari semua
peserta dan dicapainya kata sepakat/mufakat. Untuk itu dalam
kehidupan masyarakat kita, hendaknya melakukan budaya demokrasi dengan selalu
menggunakan prinsip musyawarah dalam menyelesaikan persoalan bersama.
Dalam hubungan dengan
pelaksanaan demokrasi di berbagai lingkungan, kita mempunyai kewajiban sebagai
berikut.
a)
sebagai warga
negara, selalu melaksanakan kewajiban, dan hak yang telah diberi jaminan pelaksanaannya,
b)
Melaksanakan
hasil keputusan dengan segala akibatnya, karena keputusan merupakan hasil
mufakat bersama,
c)
Bermusyawarah
dahulu dalam mengambil keputusan yang menyangkut persoalan yang bersifat umum.
Musyawarah dapat dilaksanakan bila seluruh golongan terwakili sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir. setiap anggota mempunyai hak dan
kesempatan yang luas dan sama. Bebas mengemukakan pendapat dan memberikan
kritik yang bersifat membangun tanpa tekanan dari pihak manapun,
d)
Berurun rembug
dalam musyawarah artinya dalam pembicaraan kita berkewajiban memberi saran
saran yang didasarkan pada norma norma yang berlaku yang dapat diterima dan
dilaksanakan dalam kehidupan bermasayarakat. Dalam mengemukakan pendapat harus
didasari dengan rasio yang sehat, mempertimbangkan persatuan dan kesatuan
bangsa, dilaksanakan secara jujur dan bertanggung jawab sehingga dapat mencapai
kesempurnaan hasil keputusan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode adalah proses, prinsip dan prosedur
yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata
lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.
Dalam penelitian yang berjudul “Pengetahuan
Siswa Terhadap Demokrasi di SMA Negeri 6 Banjarmasin”. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan memo, dan dukumen
resmi lainnya. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menggambarkan data
empirik tentang Pengetahuan Siswa
Terhadap Demokrasi di SMA Negeri 6 Banjarmasin.
B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
bersumber dari dua sumber sebagai berikut.
1.
Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang
diperoleh langsung dari sumber pertama. Data ini didapat langsung dari
observasi dan diperoleh langsung dari tiap-tiap individu yang dijadikan
informan melalui wawancara secara langsung dengan sebagian siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin.
Dan yang menjadi informan dari penelitian ini adalah Siswa SMA Negeri 6
Banjarmasin.
2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh
melalui studi kepustakaan, yaitu karya ilmiah, makalah, arsip, internet, seta
berbagai media cetak. Penggunaan data sekunder untuk mendukung analisis yang
didasarkan data primer.
C. Tempat Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat
penelitian ini terletak di SMA Negri 6 Banjarmasin
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20
Desember 2016
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sepenuhnya dari lapangan, peneliti
menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut:
1.
Metode pengamatan (observasi)
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu
teknik yang dilakukan peneliti dalam pencarian data pada penelitian data
kualitatif. Dalam hal ini observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi
yang dilakukan secara informal sehingga mampu mengarahkan peneliti untuk
mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian
2.
Metode Wawancara (interview)
Interview atau wawancara adalah salah satu
cara untuk memperoleh data dalam penelitian kualitatif. Dalam proses wawancara,
subjek penelitian atau informan dapat dengan jelas memberikan informasi, informasi
yang dianggap sebagai data pelengkap yang mampu membuat keabsahan data dan
wawancara dilakukan secara mendalam, bagaimana pengetahuan siswa tentang
Demokrasi.
3.
Dukumentasi
Teknik dukumentasi adalah teknik yang dipakai
untuk memperoleh informasi melalui gambar dari kamera, meliputi kegiatan
wawancara dengan Siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin tentang demokrasi.
F. Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu:
1.
Reduksi data
Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan semua
data yang diperoleh di lapangan (data mentah) berupa hasil wawancara para
subjek penelitian dan pengamatan secara langsung di SMA Negeri 6 Banjarmasin
dalam memperoleh data. Data atau informasi tersebut dipilah, dirangkum dan
disusun secara sistematis sehingga memudahkan peneliti dalam mencari data.
2.
Penyajian data
Setelah data terkumpul dan diklasifikasikan
menurut kodenya, kemudian disajikan dalam bentuk teks narasi atau uraian yang
menyerupai cerita. Bentuk narasi tersebut dari langkah awal penelitian sampai
peneliti mengakhiri kegiatan penelitiannya.
3.
Menarik kesimpulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pengetahuan siswa
SMA Negeri 6 Banjarmasin terhadap Demokrasi
Pengertian demokrasi dapat dilihat
dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara etimologis
“demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos”
yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos”
yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein
atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan Negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di
tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat,
rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Secara umum
pemahaman siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin dapat dikatakan cukup memahami apa itu
demokrasi. Dimana diantara mereka berpendapat bahwa demokrasi itu dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat dan rakyat yang berkuasa. Selain itu ada yang
berpendapat demokrasi merupakan aspirasi atau suara rakyat terhadap orang yang
lebih tinggi. Tentunya pendapat mereka ini tidak jauh berbeda dari pengertian
demokrasi baik itu secara bahasa ataupun secara istilah, hanya saja mereka
mengartikannya sesuai pemahaman mereka masing-masing.
B. Pengetahuan siswa
SMA Negeri 6 Banjarmasin tentang Nilai-nilai Demokrasi
Henry B. Mayo telah mencoba untuk memerinci nilai-nilai
Demokrasi, dengan catatan tentu saja tidak berarti bahwa setiap masyarakat
demokratis semua nilai-nilai ini, melainkan tergantung kepada perkembangan
sejarah, aspirasi dan budaya politik masing-masing. Berikut adalah nilai-nilai
yang diuatarakan Henry B Mayo :
a. Menyelesaikana perselisihan dengan damai dan
secara melembaga
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai
dan dalam suatu masyarakat yang sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara
teratur
d. Membatasi pemakaian kekekarasan sampai minimum
e. Mengakui dan menganggap wajar adanya
keanekaragaman
f. Menjamin tegaknya keadilan
Berdasarkan wawancara yang
peneliti lakukan dengan beberapa siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin mereka
berpendapat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi yakni keadilan,
bebas, dan semua yang dilayani adalah rakyat. Selain itu para pemimpin harus mendengarkan
aspirasi rakyat karena rakyat butuh kenyamanan dan kedamaian karena itulah yang
diinginkan rakyat. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, siswa SMA Negeri
6 Banjarmasin sudah dapat dikatakan memahami apa saja nilai-nilai yang
terkandung dalam demokrasi. Hanya saja mereka mengartikannya menurut pemahaman
mereka masing-masing.
C. Pengetahuan Sikap
dan Perilaku Demokrasi siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin
Perilaku demokratis adalah perilaku seseorang yang
dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi. Sikap atau perilaku yang demokratis dapat
mendukung pelaksanaan prinsi-prinsip demokrasi. Secara khusus sikap demokrasi
diartikan sebagai kesiapan atau kecenderungan untuk bertingkah laku dengan
menggunakan kepentingan bersama, menghargai dialog yang kreatif dan mengutamakan
musyawarah dalam pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai demokrasi
pancasila.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa
SMA Negeri 6 Banjarmasin, mereka menyebutkan bahwa sikap dan perilaku demokrasi
yaitu harus menerima pendapat orang dengan baik, mau berbakti dan
menghargainya. Ada juga yang berpendapat bahwa sikap dan perilaku gotong royong
ini bermacam-macam, misalkan kasar, halus, ada juga yang terang-terangan ada
juga yang rusuh, karena demokrasi ini bermacam-macam perilakunya, ada yang
menentang kebijakan pemerintah dan ada juga yang tidak. Selain itu pada dasarnya
kebebasan ini pasti akan memiliki dampak pada sektor lain, seperti ketika demo
Ahok, hal itu memili dampak seperti jalanan menjadi macet dan lain sebagainya.
Berdasarkan pendapat dari siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin,
maka dapat dikatakan bahwa mereka cukup memahami bagaimana sikap dan perilaku
demokrasi hanya saja mereka menyampaikan berdasarkan pemahaman mereka
masing-masing. Akan tetapi berdasarkan pendapat yang mereka katakan kebanyakan
mereka menyebutkan perilaku negatif demokrasi.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian demokrasi dapat dilihat
dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara etimologis
“demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos”
yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos”
yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein
atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan Negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di
tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat,
rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Henry B. Mayo telah mencoba untuk memerinci nilai-nilai
ini, dengan catatan tentu saja tidak berarti bahwa setiap masyarakat demokratis
semua nilai-nilai ini, melainkan tergantung kepada perkembangan sejarah,
aspirasi dan budaya politik masing-masing. Perilaku
demokratis adalah perilaku seseorang yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.
Sikap atau perilaku yang demokratis dapat mendukung pelaksanaan prinsi-prinsip
demokrasi. Secara khusus sikap demokrasi diartikan sebagai kesiapan atau
kecenderungan untuk bertingkah laku dengan menggunakan kepentingan bersama,
menghargai dialog yang kreatif dan mengutamakan musyawarah dalam pengambilan
keputusan berdasarkan nilai-nilai demokrasi pancasila.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
Siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin maka peneliti menyimpulkan bahwa siswa SMA
Negeri 6 Banjarmasin sudah dapat dikatakan cukup mengetahui apa itu demokrasi,
nilai-nilai demokrasi, sikap dan perilaku demokrasi. Hanya saja mereka
menjelaskan sesuai dengan pemahaman mereka msing-masing dan tentunya hal itu
berkaitan dengan pengertian demokrasi dan lain sebagainya.
B.
SARAN
Siswa SMA
Negeri 6 Banjarmasin perlu belajar serta mengkaji lebih dalam lagi apa itu
demokrasi, dan tentunya bukan hanya tentang demokrasi yang dipahami akan tetapi
juga pada materi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Indraningsih, dan Sri Poejiastoeti, 2015. Belajar
Demokrasi Di Sekolah: Sebuah Kajian Filosofis. (Online), (https://icssis.files.wordpress.com/2012/05/1819072011_15.pdf
diakses 26 Desember 2016)
Isnaini, Muhammad, 2014. DEMOKRATISASI
PENDIDIKAN (Kajian
Pada Jenjang Pendidikan Dasar). (Online), (https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/demokratisasi.pdf
diakses 26 Desember 2016)
Prasetyo, Galang Eko, 2012. Pengaruh
Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
terhadap Sikap Demokratis Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2010/2011. Jurnal Citizenship, (Online), Vol. 1 No. 2, (jogjapress.com/index.php/Citizenship/article/download/927/471 diakses 26 Desember 2016)
Lion, Eddy, 2014. PENGARUH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS SISWA SMA
NEGERI SE KOTA PALANGKA RAYA (Survey Terhadap Siswa
Kelas XI SMA Negeri di Kota Palangka Raya) (Online), Vol.
2, No. 2, (http://www.jurnalonlinejpips.com/download/jurnal-online-jpips-desember-2014-pengaruh-pendidikan-kewarganegaraan-terhadap-sikap-demokratis-siswa-sma-negeri-sekota-palangka-raya-eddy-lion.pdf diakses 26
Desember 2016)
LAMPIRAN
1. Daftar Instrumen Penelitian
a. Bagaimana
pengetahuan siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin terhadap Demokrasi?
b. Bagaimana
pengetahuan siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin tentang Nilai-nilai Demokrasi?
c. Bagaimana sikap dan
perilaku Demokrasi siswa SMA Negeri 6 Banjarmasin?
2. Foto Penelitian
3. Daftar Nama Responden Penelitian
No
|
Nama
|
Kelas
|
1.
|
Ridho Hairil Herdin Prasetyo
|
X IPA-4
|
2.
|
Muhammad Fajari
|
X IPS-3
|
3.
|
Raysehatapy
|
X IPS-3
|
Komentar
Posting Komentar