BUDAYA MASYARAKAT DALAM MENJAGA DAN MEMPERTAHANKAN PERILAKU GOTONG ROYONG DI DESA TAWIA




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan warisan yang tidak bisa terpisahkan dari setiap bangsa. Budaya membentuk ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa yang lainnya. Gotong royong merupakan salah satu budaya bangsa Indonesia yang mengandung banyak nilai-nilai positif di dalamnya. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa gotong royong menjadi dasar filsafat bangsa Indonesia. Gotong royong dikatakan sebagai hasil perasan dari pancasila yang berarti nilai-nilai dalam pancasila juga terkandung dalam gotong royong.
Gotong royong sebagai solidaritas sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat telah menjadi suatu nilai kearifan lokal (local genius) bangsa Indonesia. Gotong royong terjadi dalam beberapa aktivitas kehidupan untuk kepentingan bersama seperti gotong royong dalam bentuk tolong menolong pada saat melakukan pesta pernikahan atau khitanan gotong royong pada saat adanya musibah ataupun kematian salah seorang warga, serta gotong royong dalam bentuk kerja bakti. Tradisi kerja bakti ini dilaksanakan untuk kepentingan bersama yang dilakukan secara sukarela atau tanpa pamrih. Tiap individu yang merupakan bagian peran dalam masyarakat berpartisipasi aktif dengan mengorbankan segala kepentingan pribadinya. Nilai gotong royong dalam tradisi kerja bakti ini menjadi karakter bangsa yan diturunkan secara turun-temurun oleh para pendahulu kita yang didalamnya kaya akan nilai edukatif. Akan tetapi dalam kencangnya laju globalisasi saat ini, tradisi kerja bakti yang manfaatnya penting untuk mewariskan nilai luhur bangsa kini menjadi kian samar. Nilai gotong royog seakan pasang surut timbul dalam kehidupan masyarakat sekarang. Maka diharapkan, tradisi kerja bakti dapat bertahan sebagai salah satu bentuk gotong royong yang dilestarikan. Menegakkan tradisi ini tentu tidak lepas dari peran masyarakat dalam membangun rasa kebersamaan, persatuan, dan kepedulian sosial. Sehingga masyarakat terdidik bukan menjadi individualistik, melainkan mementingkan kepentingan umum demi bangsa dan negaranya.
Lantas yang menjadi pertanyaannya adalah, adakah masyarakat yang masih kental dengan budaya gotong royong, dan bagaimanakah cara mereka dalam menjaga dan mempertahankan budaya gotong royong?
Desa Tawia adalah jawabannya. Desa yang terletak di Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provensi Kalimantan Selatan. Desa yang masih kental dengan budaya-budayanya, desa yang masih menerapkan budaya gotong royong dan masih kuat kebersamaannya.
Dari observasi awal yang dilakukan, penulis menemukan bahwa Desa Tawia masih bisa menjaga dan mempertahankan budaya gotong royong, berbeda halnya dengan Desa-desa lain dan daerah perkotaan, dimana Desa-desa lain dan daerah perkotaan, nilai gotong royong sudah mulai memudar, faktor  yang sangat mempengaruhnya yaitu berkembangnya era globalisasi yang sangat pesat dan kini banyak desa yang seakan bermetaamorfosis menjadi kota. Kesadaran individu tentang kehidupan berbangsa dan bernegarapun kian menipis.
Berdasarkan persoalan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh bagaimana budaya masyarakat dalam menjaga dan mempertahankan perilaku gotong royong di Desa Tawia.


B. umusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah ebagaai berikut.
1.      Bagaimana solidaritas masyarakat di Desa Tawia?
2.      Bagaimana cara masyarakat Desa Tawia dalam menjaga dan mempertahankan perilaku gotong royong?
3.      Apa saja faktor yang membuat budaya gotong royong semakin memudar?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui bagaimana solidaritas masyarakat di Desa Tawia.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat Desa Tawia dalam menjaga dan mempertahankan perilaku gotong royong.
3.      Untuk mengetahui apa saja faktor yang membuat budaya gotong royong semakin memudar.

D. Manfaat Penelitan
Melalui penelitian ini diharapkan akan memperleh beberapa manfaat sebagaai berikut.
1.      Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti lainnya sebagai literatur dalam penelitian selanjutnya.
2.      Manfaat Praktis
a.       Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi generasi muda masyarakat Desa Tawia Kecamatan Angkinang Kabupate Hulu Sungai Selatan dalam menjaga dan mempertahankan perilaku gotong royong.
b.      Diharapkan penelitian in dapat bermanfaat bagi pemerintah setempat untuk bisa mempertahankan, menjaga serta melestarikan budaya gotong royong.







BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.      Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan, baik golongaan mampu ataupun golongan yang tidak mampu, yang tinggal dalam satu wilayah dan telah memiliki hukum adat, norma-norma, serta berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.
Berdasarkan ilmu etymologi yang mempelajari asal usul kata, istilah masyarakat ini merupakan istilah serapan dari bahasa Arab yaitu Musyarak yang berarti ikut berpartisipasi. Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut dengan society yang berarti sekumpulan orang yang membentuk sebuah sistem dan terjadi komonikasi di dalamnya. Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubugan sosial. Saling berhubungan lalu membentuk kelompok lebih besar serta memiliki kesamaan budaya, identitas daan tinggal dalam satu wilayah.
Pengertian masyarakat menurut para ahli yaitu:
a.       Menurut Peter. L. Berger masyarakat adalah suatu bagian-bagian yang membentuk kesatuan hubungan antar manusia yang bersifat luas.
b.      Menurut Karl Marx masyaraakat merupakan suatu sturktur yang mengalami ketegangan organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomi.
c.       Menurut Harold. J. Laski. Masyarakat itu adalah kelompok manusiaa yang bekerja sama dan hidup demi mencapai terkabulnya keinginan mereka bersama.
d.      Menurut Robert Maciver masyarakat adalah suatu sistem hubungan yang ditertibkan.
e.       Menurut Selo Soemardjan masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaaan.
f.       Menurut Harton dan Hunt. Orrganisasi manusia yang saling berhubungan adalah masyarakat.
g.      Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataaan objektif dari individu-individu yang merupakan anggotanya.
h.      Menurut Max Weber masyarakat merupakan suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapaan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya sendiri.
i.        Menurut Soerjono Soekanto. Masyarakat pada umumnya mempunyai cirri-ciri dengan keriteria seperti di bawah ini:
Ø  Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang
Ø  Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru sebagai akibat dari hidup bersama, timbul sistem komonikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
Ø  Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
Ø  Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain.
2.      Gotong Royong
Gotong royong merupakan suatu bentuk saling tolong menolong yang berlaku di daerah pedesaan Indonesia. Gotong royong sebagai bentuk kerjasama antar individu dan antarkelompok membentuk status norma saling percaya untuk melakukan kerjasama dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan bersama bentuk kerjasama gotong royong ini merupakan salah satu bentuk solidaritas sosial.
Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Sikap gotong royong ini seharusnya dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat. Karena, dengan adanya kesadaaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong royong.
Dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara individu, pekerjaan akan terasa lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama, serta memperlambat pembangunan di daerah tersebut. Suatu pekerjaan yang dilakukan secara individu akan menimbulkan kesenjangan sosial diantara masyarakat di daerah tersebut.
Menurut Susi (http://elcom.umy.ac.id) setiap individu yang melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama memiliki alasan bahwa manusia membutuhkan sesamanya untuk mencapai kesejahteraan. Baik jasmani maupun rohani, manusia sebagai makhluk berbudi luhur yang memiliki rasa saling mengasihi, dan tenggang rasa terhadap sesamanya. Dasar keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mengharuskan setiap manusia untuk bekerja sama untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, serta kesadaran bahwa suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama akan terasa lebih mudah, ringan dan cepat selesai.
Gotong royong juga sangat sesuai dengan ajaran islam, islam menginginkan umatnya saling mencintai, menyayangi, dan saling berbagi, itu sangat sejalan dengan prinsip gotong royong. Semangat gotong royong dalam islam juga bisa dijadikan ukuran keimanan seseorang, dalam hal ini Rasulullah SAW. Bersabda dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, Muslim, Tarmidzi, dan Nasa’i yang berbunyi “tidak beriman salah seorang diantara kamu sampai ia mencintai saudaranya sama dengan mencintai dirinya sendiri”.
Sesama muslim adalah saudara, jadi antar sesama muslim kita wajib saling mengasihi, saling tolong menolong dan bekerja sama dalam hal kebaikan (Gotong Royong). Dengan landasan cinta, seorang muslim menjadi penolong bagi muslim yang lain.




BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.[3] Dalam penelitian yang berjudul “Budaya Masyarakat Dalam Menjaga dan Mempertahankan Perilaku Gotong Royong di Desa Tawia”. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan memo, dan dukumen resmi lainnya. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menggambarkan data empirik tentang Budaya Masyarakat Dalam Menjaga dan Mempertahankan Perilaku Gotong Royong di Desa Tawia Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari dua sumber sebagai berikut.
1.      Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data ini didapat langsung dari observasi dan diperoleh langsung dari tiap-tiap individu yang dijadikan informan melalui wawancara secara langsung dengan sebagian masyarakat Desa Tawia. Dan yang menjadi informan dari penelitian ini adalah warga Desa Tawia dan beberapa Tokoh masyarakat yang ikut serta dalam berpartisipasi dalam gotong royong.

2.      Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu karya ilmiah, makalah, arsip, internet, seta berbagai media cetak. Penggunaan data sekunder untuk mendukung analisis yang didasarkan data primer.
C. Tempat Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini terletak di Desa Tawia Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Peneliti memilih lokasi tersebut karena pada Desa Tawia Masyarakatnya masih kental akan Budaya Gotong Royongnya.
  D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20 November 2015 samapai 13 Desember 2015.
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sepenuhnya dari lapangan, peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut:
1.      Metode pengamatan (observasi)
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik yang dilakukan peneliti dalam pencarian data pada penelitian data kualitatif. Dalam hal ini observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi yang dilakukan secara informal sehingga mampu mengarahkan peneliti untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian
2.      Metode Wawancara (interview)
Interview atau wawancara adalah salah satu cara untuk memperoleh data dalam penelitian kualitatif. Dalam proses wawancara, subjek penelitian atau informan dapat dengan jelas memberikan informasi, informasi yang dianggap sebagai data pelengkap yang mampu membuat keabsahan data dan wawancara dilakukan secara mendalam, bagaimana cara mereka menjaga dan mempertahankan perilaku gotong royong.
3.      Dukumentasi
Teknik dukumentasi adalah teknik yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui gambar dari kamera, meliputi kegiatan masyarakat desa tawia yang berhubungan dengan gotong royong.

F. Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1.      Reduksi data
Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperoleh di lapangan (data mentah) berupa hasil wawancara para subjek penelitian dan pengamatan secara langsung di Desa Tawia Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam memperoleh data. Data atau informasi tersebut dipilah, dirangkum dan disusun secara sistematis sehingga memudahkan peneliti dalam mencari data.
2.      Penyajian data
Setelah data terkumpul dan diklasifikasikan menurit kodenya, kemudian disajikan dalam bentuk teks narasi atau uraian yang menyerupai cerita. Bentuk narasi tersebut dari langkah awal penelitian sampai peneliti mengakhiri kegiatan penelitiannya.
3.      Menarik kesimpulan





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Solidaritas Masyarakat  Desa Tawia
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan peneliti di Desa Tawia, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Solidaritas masyarakat Desa Tawia sangat kuat, hal ini dapat peneliti katakan karena kepedulian dan kebersamaan masyarakat akan masyarakat lain sangat kuat, sehingga berbagai jenis budaya masih bisa bertahan, seringkali ketika salah satu warga Desa yang terkena musibah maka masyarakat Desa akan berbondong-bondong menjenguknya. Selain itu budaya Gotong royong yang zaman modern ini sudah mulai hilang, di Desa Tawia justru sampai sekarang masih bisa bertahan.
B. Cara Masyarakat Desa Tawia Dalam Menjaga dan Mempertahankan Perilaku Gotong Royong
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, budaya gotong royong sampai sekarang masih ada dan tetap terjaga dikarenakan solidaritas dan kepedulian masyarakat desa masih sangat kuat, selain itu kesadaran masyarakat akan pentingnya gotong royong didasarkan atas pemikiran apabila suatu pekerjaan dilakukan secara bersama-sama maka pekerjaan tersebut akan cepat selesai. Semangat gotong royong masyarakat dapat kita artikan sebagai perasaan rela terhadap sesama warga masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, kebutuhan umum akan dinilai lebih tinggi daripada kebutuhan pribadi, sehingga bekerja bakti dinilai sebagai suatu kegiatan yang terpuji dan mulia.
C. Faktor Memudarnya Budaya Gotong Royong di Desa Tawia
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, faktor-faktor yang membuat budaya gotong royong semakin memudar adalah sebagai berikut:
a.    Kurangnya Keimanan kepada Tuhan YME
b.    Perkembangan era globalisasi yang sangat pesat
c.    Kurangnya kesadaran kaum muda dalam bergotong royong
d.   Sudah mulai lebih memikirkan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan umum
e.    Kurangnya perhatian dari pemerintah setempat terhadap budaya gotong royong
f.     Masyarakat sudah mulai mengerjakan sesuatu dengan sistem upah
g.    Masyarakat sudah mulai menghitung perbandingan biaya gotong royong dengan sistem upah, dll.


BAB V
PENUTUP
   esimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di Desa Tawia, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat peneliti simpulkan yaitu, Solidaritas masyarakat Desa Tawia masih sangat kuat, hal ini karena kepedulian dan kebersamaan warga desa terhadap warga lain masih erat, contohnya saat salah satu warga desa terkena musibah atau sakit maka seluruh warga berbondong-bondong untuk menengoknya. Selain itu budaya gotong royong di Desa Tawia masih tetap terjaga, hal ini karena kesadaran masyarakat apabila suatu pekerjaan dilakukan bersama-sama maka pekerjaan tersebut akan cepat selesai. Serta faktor yang mempengaruhi budaya gotong royong di zaman sekarang kian memudar adalah keimanan masyarakat kepada Tuhan YME sudah mulai kurang, serta perkembangan era globalisasi yang sangat pesat, dan lain-lain.
B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1.      Budaya gotong royong di Desa Tawia, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan harus tetap dijaga dan dipertahankan karena budaya gotong royong di era modern ini sudah sangat jarang ditemui.
2.      Perlunya sosialisasi dari pemerintah setempat kepada masyarakat khususnya di Desa Tawia mengenai budaya gotong royong, hal ini bertujuan agar budaya gotong royong dapat tetap bertahan dan terjaga.
3.      Diharapkan kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat Desa Tawia agar dapat memahami apa itu gotong royong, dan bagaimana pentingnya gotong royong di era sekarang.

DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 145.
http://Budaya_Gotong_Royong_Bangsa_Indonesia_sebagai_Common_Identity_dalam_Wawasan_Nusantara_Nama_Dwi_Ariyantoni_N_NIM_11_316297_FI_03582_Fakultas_Filsafat.html Diakses 15 Desember 2015
Wijayanti, Diatmika dan Wedyabakti Hesti Kawidhar. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA kelas XII.Klaten: PT Intan Pariwara.









LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Daftar Instrumen Penelitian
a.       Bagaimana solidaritas masyarakat desa tawia?
b.      Apakah saat ini masyarakat desa tawia masih melaksanakan gotong royong?
c.       Bagaimana cara masyarakat desa tawia dalam menjaga dan mempertahankan perilaku gotong royong?
d.      Apa saja faktor yang menghambat budaya gotong royong di Desa Tawia?

2. Daftar Nama Responden Penelitian
No.
Nama
Umur
Status
1.
Bapak Husni Malik
46
Ketua RT
2.
Bapak Huderi
52
Tokoh Masyarakat
3.
Bapak Saprudin
49
Tokoh Masyarakat
4.
Bapak M. Hardiannor
32
Tokoh Masyarakat
5.
Bapak Turmuzi
24
Masyarakat
6.
Bapak Rahmadi
41
Masyarakat
7.
Bapak Yuseran
42
Masyarakat


Komentar

Postingan Populer